Sabtu, 19 Mei 2012

Lady Gaga : Bakat, Nyali dan Pemberontak


"Titik balik bagi saya adalah masyarakat gay. Aku punya begitu banyak penggemar gay dan mereka begitu setia kepada saya dan mereka benar-benar mengangkat saya. Mereka selalu akan berdiri oleh saya dan saya akan selalu berdiri di samping mereka. Ini bukan hal yang mudah untuk membuat fanbase." begitu kata Gaga.

"Polri sudah didikte organisasi kemasyarakatan tertentu melarang konser Lady Gaga, karena alasan mempertontonkan maksiat. Saya menilai Polri tidak obyektif."
Eva Sundari, anggota komisi III DPR RI (Antara News)

"Orang Uzbeskistan yang jadi PSK dibuka selebar-lebarnya, sedangkan kelompok musik dunia yang hendak mengekspresikan kehebatan dan kecanggihan budayanya tidak diperbolehkan. Aneh ini. Institusi Kepolisian masih menggunakan pendekatan moralistik tetapi sarat dengan inkonsistensi,"
Benny K Harman, anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat (Kompas.com)

"Entah apa itu nama setannya, namun dari video yang pernah saya lihat memang gerakan-gerakan dan tarian dia (Lady Gaga) saat di atas panggung bentuknya seperti sebuah prosesi ritual pemujaan setan,"
Ki Kusumo, Supranatural (inilah.com)              

"Kalau dia (Lady Gaga) jadi pentas, saya akan kerahkan umat Islam Jakarta untuk bubarkan konser tersebut,"
Habib Rizieq, Ketua FPI (liputan6.com)


Penulis pribadi sebenarnya bukanlah penggemar lagu lagu Lady “Mother of  Monster” Gaga. Belum pernah secara serius melihat konser, video clip apalagi mengoleksi rekaman lagu lagu perempuan kelahiran 28 Maret 1986 ini. Sama seperti kasus Irshad Manji, saya juga baru ‘ngeh’ dengan sepak terjang Lady Gaga setelah media berkali kali memberitakannya.

Bernama asli Stevani Joanne Angelina Germanotta, gadis berusia 26 tahun keturunan Itali-Amerika ini di besarkan di lingkungan Katolik Roma. Ayahnya Josseph Germanotta adalah pegawai perusahaan telekomunikasi, dan ibunya Cyntia seperti di gambarkan oleh Gaga adalah pekerja yang selalu berangkat jam 8 pagi dan pulang jam 8 malam di tempat yang sama di mana ayahnya bekerja.

Lady Gaga (kelompok garis keras menyebutnya Ratu Iblis) adalah salah satu dari sekian banyak musisi muda berbakat, bernyali besar dan mewakili jiwa pemberontak kaum muda. Tidak sekedar memiliki paras ayu, Gaga juga penulis lagu produktif dan banyak menelurkan karya karya fenomenal. Gaga tercatat pernah di sewa untuk menulis lagu yang di bawakan Britney Spears, New Kid on the Block, Pussicat Doll dan lain lain. Di debut pertamanya melalui album The Fame (2008) Gaga sukses membukukan penjualan di atas 14 juta kopi. Berbagai penghargaan di sabet wanita yang pernah mengenyam pendidikan di sekolah Katolik di Manhattan ini. Di tahun 2008 melalui album The Fame, Gaga sukses mendapat nominasi Grammy Award dan memenangkan dua di antaranya. Album keduanya bertajuk The Fame Monster juga tak kalah garang dengan album pertama. Menyabet 6 nominasi dan menggondol satu gelar album terbaik. Konsernya di berbagai belahan dunia menembus rekor sebagai konser dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa, tak kurang dari 227.400.000 dolar Amerika. Majalah Time bahkan memasukkan Ibunya Monster ini sebagai salah satu dari 100 tokoh berpengaruh di dunia.

Di luar urusan musik, wanita penggemar Queen dengan fans di dunia maya berjumlah puluhan juta ini juga di kenal sebagai penggiat sosial. Ia aktif dalam kampanye membela hak hak kaum marjinal, kaum gay, kaum transgender dan lain lain. Kedekatannya dengan kaum LGBT menahbiskan Gaga sebagai ikon kaum Gay.

"Titik balik bagi saya adalah masyarakat gay. Aku punya begitu banyak penggemar gay dan mereka begitu setia kepada saya dan mereka benar-benar mengangkat saya. Mereka selalu akan berdiri oleh saya dan saya akan selalu berdiri di samping mereka. Ini bukan hal yang mudah untuk membuat fanbase." begitu kata Gaga.

Tidak cukup hanya di situ, kepedulian sosial Gaga juga di tunjukkan ketika ia menyumbangkan semua hasil konser di Radio City , New York untuk korban Gempa di Haiti 2010. Membantu korban gempa dan tsunami di Jepang dan sebagainya. Ia juga aktif dalam kampanye melawan HIV/AIDS, memperjuangkan hak asasi manusia dan kritis terhadap ketidak adilan.

Melalui yayasan non profit yang ia dirikan, Born This Way Foundation, Gaga giat membantu memberdayakan kaum remaja, memberikan mentoring dan melatih kepercayaan diri. Gaga juga bercita cita mendirikan Panti Asuhan di India. Ide ini muncul dalam kunjungan Gaga ke India dan menyaksikan kemiskinan yang luar biasa.

Lady Gaga memang fenomenal, terlepas dari cara ia berpakaian yang mungkin kurang pas di mata public Indonesia, tapi prestasinya di bidang musik, pembelaannya terhadap kaum marjinal, kepeduliannya terhadap kaum miskin dan tertindas tentu patut kita apresiasi. Merujuk ucapan Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf, jangan tiru (Lady Gaga) dari cara berpakaiannya, tapi tirulah prestasinya. Sebuah pesan yang tentu sangat bijak.

Bagi penulis, fenomena Gaga merupakan bentuk perlawanan sosial dari kaum muda yang menghendaki perubahan paradigma berpikir. Bahwa dunia masih menyisakan banyak masalah yang tak kunjung bisa di selesaikan. Diskriminasi sosial, ketidak adilan oleh pemangku kebijakan dan atau agama, kemiskinan dan juga penindasan.

Kaum muda butuh solusi, bukan agitasi murahan apalagi sumpah serapah yang cenderung mencederai perasaan seperti yang jamak kita dengar selama ini. Jika kaum muda lebih mengidolai Gaga daripada pemimpin di negri ini, tentu kesalahan tidak sepenuhnya di timpakan pada Lady Gaga. Harus ada upaya introspeksi, seberapa benar kita melakukan pengawalan terhadap kaum muda. Seberapa bisa kita menjadi teladan bagi kaum muda.

Jika demi menonton Gaga, orang bersedia mengeluarkan uang begitu banyak, sementara untuk mendengarkan tausiah dari para pemimpin, yang bahkan gratispun mereka tidak bersedia, maka itu artinya ada yang salah dalam menerapkan metodenya kepada kaum muda. Ini era tehnologi, dimana setiap orang bisa mengakses informasi begitu luas. Tidak bisa kita menggunakan pendekatan yang arogan, tidak simpatik dan tanpa keteladanan. Bagaimana bisa, kita memaksa kaum muda untuk mentaati hukum, rambu rambu sosial, sedangkan para pemimpin, orangtua dan agamawan berasyik masyuk dengan pelanggaran pelanggaran yang berpotensi mengancam masa depan generasi muda.


Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau

Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau

(Manusia Setengah Dewa, Iwan Fals)

Oleh: Dainx Komandan Gubrak

0 komentar:

Posting Komentar