"Titik balik bagi saya adalah masyarakat gay. Aku punya begitu banyak
penggemar gay dan mereka begitu setia kepada saya dan mereka benar-benar
mengangkat saya. Mereka selalu akan berdiri oleh saya dan saya akan
selalu berdiri di samping mereka. Ini bukan hal yang mudah untuk membuat
fanbase." begitu kata Gaga.
"Polri sudah didikte organisasi kemasyarakatan tertentu melarang konser
Lady Gaga, karena alasan mempertontonkan maksiat. Saya menilai Polri
tidak obyektif."
Eva Sundari, anggota komisi III DPR RI (Antara News)
"Orang Uzbeskistan yang jadi PSK dibuka selebar-lebarnya, sedangkan
kelompok musik dunia yang hendak mengekspresikan kehebatan dan
kecanggihan budayanya tidak diperbolehkan. Aneh ini. Institusi
Kepolisian masih menggunakan pendekatan moralistik tetapi sarat dengan
inkonsistensi,"
Benny K Harman, anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat (Kompas.com)
"Entah apa itu nama setannya, namun dari video yang pernah saya
lihat memang gerakan-gerakan dan tarian dia (Lady Gaga) saat di atas
panggung bentuknya seperti sebuah prosesi ritual pemujaan setan,"
Ki Kusumo, Supranatural (inilah.com)
"Kalau dia (Lady Gaga) jadi pentas, saya akan kerahkan umat Islam Jakarta untuk bubarkan konser tersebut,"
Habib Rizieq, Ketua FPI (liputan6.com)
Penulis pribadi sebenarnya bukanlah penggemar lagu lagu Lady “Mother
of Monster” Gaga. Belum pernah secara serius melihat konser, video
clip apalagi mengoleksi rekaman lagu lagu perempuan kelahiran 28 Maret
1986 ini. Sama seperti kasus Irshad Manji, saya juga baru ‘ngeh’ dengan
sepak terjang Lady Gaga setelah media berkali kali memberitakannya.
Bernama asli Stevani Joanne Angelina Germanotta, gadis berusia 26
tahun keturunan Itali-Amerika ini di besarkan di lingkungan Katolik
Roma. Ayahnya Josseph Germanotta adalah pegawai perusahaan
telekomunikasi, dan ibunya Cyntia seperti di gambarkan oleh Gaga adalah
pekerja yang selalu berangkat jam 8 pagi dan pulang jam 8 malam di
tempat yang sama di mana ayahnya bekerja.
Lady Gaga
(kelompok garis keras menyebutnya Ratu Iblis) adalah salah satu dari
sekian banyak musisi muda berbakat, bernyali besar dan mewakili jiwa
pemberontak kaum muda. Tidak sekedar memiliki paras ayu, Gaga juga
penulis lagu produktif dan banyak menelurkan karya karya fenomenal. Gaga
tercatat pernah di sewa untuk menulis lagu yang di bawakan Britney
Spears, New Kid on the Block, Pussicat Doll dan lain lain. Di debut
pertamanya melalui album The Fame (2008) Gaga sukses membukukan
penjualan di atas 14 juta kopi. Berbagai penghargaan di sabet wanita
yang pernah mengenyam pendidikan di sekolah Katolik di Manhattan ini. Di
tahun 2008 melalui album The Fame, Gaga sukses mendapat nominasi Grammy
Award dan memenangkan dua di antaranya. Album keduanya bertajuk The
Fame Monster juga tak kalah garang dengan album pertama. Menyabet 6
nominasi dan menggondol satu gelar album terbaik. Konsernya di berbagai
belahan dunia menembus rekor sebagai konser dengan pendapatan tertinggi
sepanjang masa, tak kurang dari 227.400.000 dolar Amerika. Majalah Time
bahkan memasukkan Ibunya Monster ini sebagai salah satu dari 100 tokoh
berpengaruh di dunia.
Di luar urusan musik, wanita penggemar
Queen dengan fans di dunia maya berjumlah puluhan juta ini juga di kenal
sebagai penggiat sosial. Ia aktif dalam kampanye membela hak hak kaum
marjinal, kaum gay, kaum transgender dan lain lain. Kedekatannya dengan
kaum LGBT menahbiskan Gaga sebagai ikon kaum Gay.
"Titik
balik bagi saya adalah masyarakat gay. Aku punya begitu banyak penggemar
gay dan mereka begitu setia kepada saya dan mereka benar-benar
mengangkat saya. Mereka selalu akan berdiri oleh saya dan saya akan
selalu berdiri di samping mereka. Ini bukan hal yang mudah untuk membuat
fanbase." begitu kata Gaga.
Tidak cukup hanya di situ,
kepedulian sosial Gaga juga di tunjukkan ketika ia menyumbangkan semua
hasil konser di Radio City , New York untuk korban Gempa di Haiti 2010.
Membantu korban gempa dan tsunami di Jepang dan sebagainya. Ia juga
aktif dalam kampanye melawan HIV/AIDS, memperjuangkan hak asasi manusia
dan kritis terhadap ketidak adilan.
Melalui yayasan non
profit yang ia dirikan, Born This Way Foundation, Gaga giat membantu
memberdayakan kaum remaja, memberikan mentoring dan melatih kepercayaan
diri. Gaga juga bercita cita mendirikan Panti Asuhan di India. Ide ini
muncul dalam kunjungan Gaga ke India dan menyaksikan kemiskinan yang
luar biasa.
Lady Gaga memang fenomenal, terlepas dari cara ia
berpakaian yang mungkin kurang pas di mata public Indonesia, tapi
prestasinya di bidang musik, pembelaannya terhadap kaum marjinal,
kepeduliannya terhadap kaum miskin dan tertindas tentu patut kita
apresiasi. Merujuk ucapan Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf, jangan tiru
(Lady Gaga) dari cara berpakaiannya, tapi tirulah prestasinya. Sebuah
pesan yang tentu sangat bijak.
Bagi penulis, fenomena Gaga
merupakan bentuk perlawanan sosial dari kaum muda yang menghendaki
perubahan paradigma berpikir. Bahwa dunia masih menyisakan banyak
masalah yang tak kunjung bisa di selesaikan. Diskriminasi sosial,
ketidak adilan oleh pemangku kebijakan dan atau agama, kemiskinan dan
juga penindasan.
Kaum muda butuh solusi, bukan agitasi
murahan apalagi sumpah serapah yang cenderung mencederai perasaan
seperti yang jamak kita dengar selama ini. Jika kaum muda lebih
mengidolai Gaga daripada pemimpin di negri ini, tentu kesalahan tidak
sepenuhnya di timpakan pada Lady Gaga. Harus ada upaya introspeksi,
seberapa benar kita melakukan pengawalan terhadap kaum muda. Seberapa
bisa kita menjadi teladan bagi kaum muda.
Jika demi menonton
Gaga, orang bersedia mengeluarkan uang begitu banyak, sementara untuk
mendengarkan tausiah dari para pemimpin, yang bahkan gratispun mereka
tidak bersedia, maka itu artinya ada yang salah dalam menerapkan
metodenya kepada kaum muda. Ini era tehnologi, dimana setiap orang bisa
mengakses informasi begitu luas. Tidak bisa kita menggunakan pendekatan
yang arogan, tidak simpatik dan tanpa keteladanan. Bagaimana bisa, kita
memaksa kaum muda untuk mentaati hukum, rambu rambu sosial, sedangkan
para pemimpin, orangtua dan agamawan berasyik masyuk dengan pelanggaran
pelanggaran yang berpotensi mengancam masa depan generasi muda.
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau
(Manusia Setengah Dewa, Iwan Fals)
Oleh: Dainx Komandan Gubrak